Sejarawan Universitas Princeton, David A. Bell, menunjukkan bahwa jawaban instan dari AI mungkin menghemat waktu manusia dalam mencari informasi dan memberikan kemudahan, tetapi bisa mengikis warisan paling berharga yang dihasilkan oleh gerakan pencerahan, yaitu semangat berpikir mandiri dan skeptisisme rasional. (Latar belakang: Surat pembaca》Gugatan Anthropic membuka tirai AI: Merampok dengan kesejahteraan sosial, kita semua harus bertanggung jawab atas padang ilmu untuk generasi mendatang) (Tambahan latar belakang: Artikel khusus pengacara Lin Shanglun》AI mengalahkan tiga pengacara? Jangan salah paham, ini adalah prolog "Pengacara 2.0") Saat ini, dengan perkembangan dan penyebaran cepat kecerdasan buatan (AI), baik dalam menulis kode, merancang poster, maupun dalam penulisan akademis, semakin banyak orang yang mengintegrasikan AI ke dalam pekerjaan dan kehidupan mereka. Meskipun banyak pekerjaan saat ini masih memerlukan kombinasi antara AI dan tenaga manusia untuk diselesaikan, ada perdebatan tentang "AI akan suatu hari"